.quickedit{ display:none; }

Jumat, 29 April 2011

A Bantal Omba’ Asapo’ Angin

Ngapote, wa’ lajjarra e tangale
Reng majeng tantona la padha mole
Mon tenggu dhari abit pajalanna
Mase bannya’ onggu le ollena

O, mon ajelling, odhi’na oreng majangan
A bantal omba’ sapo’ angin salanjangnga




Lagu ber-bahasa Madura diatas sangatlah populer dan sering dinyanyikan oleh murid-murid sekolah. Lagu tersebut menggambarkan layar putih berkibar-kibar di garis pantai, pertanda para nelayan pulang melaut. Pagi hari ataupun sore hari pemandangan semacam itu hampir diketemukan di sejumlah lokasi desa nelayan. Lautan telah menjadi rumah sehari-hari, laut telah menjadi sahabat sejati, dan membentuk mereka menjadi sosok pemberani. Keberanian mengarungi lautan luas merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang sejak dahulu kala.
Tak dapat dipungkiri bahwa luas lautan pada bumi lebih besar dari luas daratan. Kehidupan manusia dikepung oleh berbilyun-bilyun liter air. Dari mata air di pegunungan, kemudian menjadi sungai dan aliran sungai tersebut mengalir ke lautan bebas. Konon sumber daya alam terbesar terdapat dalam lautan, disamping terdapat beragam spesies ikan dan tidak akan pernah habis di eksploitasi, terdapat pula kerang mutiara serta migas. Sumber daya alam tersebut semuanya dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Dari masa ke masa, kekayaan yang ada dalam lautan tak pernah habis, walaupun telah dieksploitasi oleh berbilyun manusia sejak manusia pertama, yakni nabi Adam dan Siti Hawa. Disamping itu, sungai dan lautan telah menjadi sarana penting mempertemukan umat manusia dari semua penjuru dunia. Sejarah mencatat, penjajahan dan perbudakan yang dilakukan oleh orang Eropa (Inggris, Spanyol, Portugis dan Belanda) karena kekuatan armada laut. Penjelajahan yang dilakukan oleh armada maritime bangsa Eropa telah menemukan benua-benua baru. Keberhasilan penjelajahan tersebut kemudian diikuti oleh penjajahan dan telah membawa kesengsaraan umat manusia di berbagai benua, yakni benua Asia. Afrika dan Amerika.
Sejarah juga mencatat dua kerajaan besar yang pernah ada di nusantara, yakni kerajaan Sriwijaya dan Majapahit mempunyai armada laut yang sangat kuat. Sehingga tidaklah mengherankan, Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada mampu melebarkan sayap kekuasannya melampau wilayah NKRI. Kedua kerajaan tersebut menorehkan tinta emas sejarah, karena kekuatan armada lautnya.
Berbicara potensi kelautan ternyata wilayah pulau Madura mempunyai kekayaan yang sangat besar. Begitu pula dengan tenaga-tenaga terampil, tangguh, ulet, piawai dan pemberani. Ini dapat dibuktikan dengan keperkasaan pelaut-pelaut Madura (dari pulau Ra’as) ketika menaklukkan gelombang sampai menginjakkan kakinya di benua Australia, ataupun di Venezuela (Amerika Latin). Bahkan kepiawaian membuat perahu telah ditunjukkan oleh pelaut dari Kangean, yang membuat replica perahu abad ke-8 di candi Borobudur. Dan perahu tersebut mengadakan pelayaran sesuai rute abad 8, menelusuri kembali jejak-jejak keperkasaan pelaut tempo dulu. Sukses besar di raih, karena perahu tersebut mampu mengarungi lautan luas dengan menggunakan perahu tradisional.
Kepiawaian pelaut Madura yang mengikuti pelayaran dengan perahu abad 8 sampai ke Madagaskar, membelah samudera Hindia tanpa menggunakan peralatan modern patut diancungi jempol. Dalam pelayaran tersebut, para awak kapal juga berasal dari berbagai negara (pelaut dari Kangean 3 awak). Ketika menghadapi gelombang yang sangat besar, pelaut dari negara lain menyerahkan semua kendali kepada pelaut asal Kangean Madura. Berkat pengalamannya yang sangat banyak ketika berhadapan dengan gelombang, pelaut-pelaut Kangean mampu mengendalikan laju perahu diantara hempasan gelombang. Pelaut tradisional ternyata lebih mampu berbicara dengan bahasa buana. Karena alam telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan, digeluti sepenuh hati dan jiwa serta penuh kesadaran utuh. Abantal Omba’ A sapo Angin.
Berbicara tentang laut dan pantai, ternyata garis pantai yang mengelilingi wilayah Madura merupakan garis pantai yang paling panjang apabila dibandingkan dengan wilayah pulau Jawa. Hal itu disebabkan oleh banyaknya pulau (sekitar 78 pulau) dan yang ber-penghuni (lebih kurang 50 pulau). Tentu saja bukan hanya garis pantainya saja yang paling panjang, tetapi juga potensi yang ada di sekitar pantai dan dalam lautan. Potensi terbesar bukan hanya pada hasil laut, tapi juga pada garis memanjang sepanjang pantai. Subhanallah ! Alangkah beruntung penduduk pulau Madura yang dianugerahi kekayaan alam tiada terkira.
Namun sangat disayangkan potensi terbesar tersebut belum dieksploitasi secara maksimal. Masyarakat pesisir (nelayan) masih banyak yang kehidupannya berada pada garis kemiskinan, hal tersebut disebabkan para nelayan tetap berkutat dengan sistem tradisional yang mereka miliki secara turun menurun. Para nelayan belum mampu memanfaatkan teknologi terbaru dari kemajuan IPTEK. Hal itu disebabkan kualitas sumber daya manusia para nelayan (tingkat pendidikan) masih sangat rendah. Akibat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia menyebabkan potensi-potensi yang ada di lautan belum bisa dieksploitasi secara optimal dan maksimal. Salah satu contoh adalah, pada musim panen ikan setelah proses pasca penangkapan harga ikan akan jatuh karena busuk (diungkapkan oleh Sunarto Widodo, Ketua Paguyuban Nelayan Jawa Timur, Kompas).
Tak kalah penting adalah potensi sepanjang garis pantai. Pemamfaatan ladang-ladang terbuka (pesisir) untuk penanaman tanaman ekonomis dengan nilai jual tinggi, yaitu rumput laut serta ber-peluang menjadi andalan ekspor. Begitu pula dengan hutan bakau (mangrove), penghijauan di pesisir (reboisasi) akan mendatangkan manfaat dan keuntungan luar biasa. Karena hutan bakau merupakan tempat alamiah ikan berkembang biak sekaligus tempat yang paling memungkinkan untuk beternak kepiting. Penyelamatan lingkungan di pesisir juga berdampak untuk mencegah abrasi, sekaligus memperbaiki ekosistem.
Potensi lainnya adalah pariwisata, keindahan dan keelokan pantai yang membujur di wilayah ujung timur sampai utara (kec. Dungkek, Sumenep – Sampang) merupakan aset wisata. Salah satu pantai yang indah, yaitu pantai Lombang (kec. Batang-Batang Sumenep) merupakan salah satu pantai ter-elok dengan jajaran cemara udang. Juga terdapat air terjun yang jatuh di bibir pantai (kab. Sampang). Namun sampai saat ini investasi jangka panjang untuk mengangkat potensi pariwisata masih belum maksimal. Kalaupun ada hanya dilakukan sepotong-potong dan hanya bersifat insidentil.
Sampai saat ini ketika rakyat lebih ber-peluang meningkatkan peran sertanya untuk membangun (otonomi), pemerataan kesejahteraan dan kemakmuran yang diobralkan (janji pra pemilu) oleh parpol pemenang pemilu dan wakil-wakil rakyat yang duduk di Dewan hanya sebatas retorika. Program pembangunan yang digulirkan lebih banyak pada pembangunan infra struktur yang kurang menyentuh terhadap kebutuhan dasar rakyat. Kebutuhan yang paling vital untuk mencetak sumber daya yang handal adalah melalui program sekolah dan program pelatihan teknologi kepada masyarakat pesisir (nelayan). Di samping itu juga menyediakan tenaga terdidik dan terampil di bidang usaha pengolahan hasil laut (industri kecil makanan dan minuman), pelatihan managemen (pengemasan, pemasaran). Komponen penunjang lainnya adalah kemudahan dalam pemberian modal usaha.
Investasi jangka panjang peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mendesak yang harus dicanangkan. Karena berbagai potensi kelautan yang dimiliki oleh masyarakat Madura akan dapat dieksploitasi secara maksimal dan dapat mengangkat tingkat perekonomian rakyat, khususnya masyarakat nelayan. Dengan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi serta menguasai dan memanfaatkan teknologi, maka masyarakat nelayan mampu meningkatkan hasil tangkapan. Di samping itu akan mencetak sumber daya manusia yang kreatif, yang mampu mengelola hasil laut menjadi olahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Ibarat raksasa yang sedang tertidur, sudah saatnya masyarakat Madura (khususnya Pemerintah), terbangun dan membuka mata serta memberikan perhatian serius terhadap potensi kelautan (semua potensi) untuk mengembangkannya. Program pemberdayaan dan perbaikan nasib nelayan menjadi agenda penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga kelak masyarakat Madura, khususnya masyarakat nelayan bukan hanya menjadi penonton tapi menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

katakan kata-katamu